3 Desa Di Kerinci Terindikasi Penyimpangan Laksanakan Program Padat Karya

Portaljambi.com, KERINCI - Pelaksanaan program padat karya di 3 Desa di Kabupaten Kerinci terindikasi adanya penyimpangan terhadap pengelolaan anggaran.

Program Padat Karya merupakan program Produktif sangat efektif dalam menyerap tenaga kerja penganggur maupun setengah penganggur dalam jumlah yang relatif banyak dengan membangun sarana produktif yang dapat memberikan manfaat peningkatan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

Berdasarkan fakta dilapangan terindikasi penyimpangan terhadap laju program padat karya, seperti pengelolaan anggarannya.

Sumber dana untuk perogram tersebut berasal dari dana APBN  sebesar Rp.154 juta yang berlokasi di Desa Mukai Tinggi dan Talang Kemuning dan dana APBD  sebesar Rp.49 juta berlokasi di desa Desa Baru Semurup.

Indikasi penyimpangannya yaitu dengan modus manipulasi data. Dari data Hak Orang Kerja (HOK) 80 orang, hanya 40 orang yang mengerjakan. Dan hal tentu menyimpang.

Setiap orang atau satu orang dibayar sebesar Rp 80. 000 dari dana APBN dan Rp. 65.000 Orang dari dana APBD. Berarti, dari yang seharusnya 80 orang dan hanya dikerjakan kurang lebih 40 orang. dan telah terjadi pemalsuan 40 orang begitu juga dari dana APBD.

Menurut ketentuan pengerjaan akan dilakukan selama 20 hari kerja tetapi disingkat hari kerjanya,  hal ini jelas adanya indikasi penyimpangan dalam pelaksanaan program Padat Karya di tiga desa tersebut.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Juanda Sasmita saat dikompirmasi media Soraklintera,com mengatakan, “Dari prediksi pencanangan program ini, dengan pelaksanaan padat karya, diyakini masalah pengangguran di Kerinci dapat diminimalisir sekecil mungkin”. Ungkapnya

Pernyataan ini dinilai bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. Pasalnya, 3 Desa yang dibantu, dalam penerapannya serta penyaluran bantuan berupa alat dan insentif ke warga Desa, sarat dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme  (KKN), dalam hal pengadaan barang dan jasa.

Dan ditanya tentang adanya indikasi penyimpangan terhadap laju program padat karya, seperti pengelolaan anggarannya. ia tidak mau berkomentar panjang dan mengelak tentang pertanyaan tersebut. (Soraklintera)