Ketika Sungai Tuak Tak Lagi Bersahabat, Malapetaka Bagi Siulak Deras


Portaljambi.com, KERINCI - Pasca insiden banjir bandang yang melanda dan memporak- porandakan Kelurahan Siulak Deras dan Siulak Deras Mudik beberapa pekan terakhir, barulah masyarakat menyadari bahwa Sungai Tuak dapat menjadi sebuah ancaman yang cukup mengerikan.

Diketahui, amukan banjir bandang yang menerjang itu telah merusak sejumlah pemukiman warga dan areal persawahan masyarakat Siulak Deras. Sesaat usai banjir, terlihat material bebatuan, pasir, dan lumpur memenuhi jalan utama Kerinci- Sumbar akibat aktifitas Galian C ilegal di Aliran Sungai Tuak, serta potongan- potongan kayu yang diduga bekas ilegal loging di hulu sungai yang membetang tepat di pusat Kecamatan Gunung Kerinci ini.


Dulunya, sebelum ada aktifitas penambangan pasir menggunakan alat berat (Galian C) di wilayah Siulak Deras, aliran Sungai Tuak ini sangat bersahabat dengan masyarakat di sekitar aliran sungai, baik untuk nyuci, mandi, dan bahkan untuk pengairan sawah petani. Tapi kini, Sungai Tuak tak lagi bersahabat dan bahkan telah menjadi ancaman besar bagi masyarakat. Sebagaimana banjir bandang yang menerjang akhir- akhir ini hingga menelan korban jiwa.


Salah seorang koordinator aksi protes kepada pemkab Kerinci dengan melakukan pemblokiran jalan diatas jembatan Sungai Tuak, Joni Efendi, mengatakan semenjak adanya Galian C tersebut, air Sungai Tuak tak pernah lagi jernih, tapi malah keruh kadang hitam kadang coklat. Sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.


"Jalan ini diblokir sesuai kesepakatan dengan pemkab Kerinci, jika poin- poin perjanjian itu tidak ditepati maka lalu lintas ditutup" kata mantan anggota DPRD Kerinci ini, 10 Mei lalu, saat negosiasi untuk membuka blokir jalan tersebut.


Namun demikian, aksi pemblokiran jalan tersebut diketahui juga telah menelan korban jiwa, yakni Susi Marlina, saat terjebak macet berjam- jam karena akses jalan ditutup total untuk roda empat. Meskipun saat itu Susi sedang di dalam mobil ambulan dan hendak menuju ke Rumah Sakit karena sangat membutuhkan pertolongan medis dan akirnya meninggal dunia di dalam ambulan. Dan hal itu kini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat karena semestinya ambulan tidak boleh dihambat. Secara tidak langsung, publik dapat menilai hal itu merupakan buntut dari Galian C ilegal.
Tak hanya itu, ketua adat Siulak Deras, pada saat itu juga mengatakan, keberadaan Galian C khususnya di Sungai Tuak tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat, melainkan membawa kehancuran.


"Untuk itu kami berharap kepada aparat penegak hukum dan pemerintah daerah untuk dapat bertindak tegas" kata ketua adat. (Goan)