Banmus Pemekaran Kerinci Hilir Angkat Bicara, Candra Purnama dan Rahman Kompak Sebut Pernah Ditolak Adirozal


KERINCI – Proses pemekaran Kerinci Hilir menjadi isu strategis dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kerinci 2018 ini.
Bahkan dalam debat publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Kerinci, isu itu pun kembali diangkat untuk saling menjatuhkan antara sesama kandidat.
Dikonfirmasi, Ketua Badan Musyawarah Kerinci Hilir, Candra Purnama mengaku pada saat proses pemberkasan dan persiapan, dirinya bersama anggota badan musyawarah saat itu sangat kecewa dengan Bupati Kerinci Adirozal. 
Candra Purnama menceritakan, dirinya bersama Badan Musyawarah ingin menghadap Bupati Kerinci untuk melaporkan hasil kerja badan musyawarah yang pada saat itu telah merampungkan dan mengumpulkan bahan dan data sebagai usulan pemekaran yang akan disampaikan kepada DPRD Kabupaten Kerinci.
Namun, kata Candra, meski sudah terlebih dahulu disampaikan Banmus mohon izin untuk menghadap Adirozal, tetap saja Banmus sangat sulit untuk bertemu orang nomor satu di Kerinci itu.
“Sesampai di Kantor Bupati kami diminta menunggu di ruang tunggu tamu Bupati, karena menurut Ajudan masih ada tamu, setelah menunggu lebih kurang 45 menit, kami diminta masuk ke ruang Bupati, tapi alangkah kecewanya kami karena sesampainya dipintu masuk ruang Bupati oleh ajudan kami tidak diperkenankan masuk karena masih ada tamu, saat itu Kepala BKD di dalam ruangan Bupati,” kata tokoh Kerinci ini.
Setelah itu lah, kata Chandra Purnama, semua anggota badan musyawarah sepakat untuk tidak menghadap Bupati Kerinci, dan langsung memutar arah untuk menghadap Wakil Bupati Kerinci Zainal Abidin.
“Zainal Abidin langsung menyambut kami di rumah dinasnya, kami secara langsung menyerahkan semua berkas Pemekaran Kerinci Hilir,” kata Candra. 
Tidak hanya Candra Purnama, anggota Banmus Kerinci Hilir, H. Mohd Rahman juga mengatakan hal yang sama. Dijelaskan Mantan Wakil Bupati Kerinci ini, selaku tokoh Kerinci yang ikut serta untuk membantu mewujudkan visi dan misi pemerintah mewujudkan pemekaran Kerinci Hilir tidak bisa diterima oleh Bupati Kerinci. 
“Tentu kami sangat kecewa sekali, kita sangat serius mengumpulkan data, mengumpulkan bahan, tapi saat ingin menghadap tidak bisa, padahal sudah terlebih dahulu dijanjinkan jadwal untuk bertemu,” ujar Mohd Rahman.
Harusnya kata Rahman, selaku pemimpin, harusnya Musyawarah bisa diterima dengan baik, dengan jadwal yang sudah dijanjikan terlebih dahulu.
“Masa kami harus menunggu lebih dari 1 jam, bahkan hampir 2 jam,  harusnya bisa didahulukan, tamu yang lain bisa masuk, masa kami tidak bisa masuk, itu kurang serius namanya untuk ikut serta dalam proses pemekaran Kerinci Hilir,” tukasnya.
Pada saat itu imbuh Rahman, dirinya datang ke Kantor Bupati Kerinci bersama H. Candra Purnama, H. Nasrul Madin, H. Kaharuddin, H. Ilyas Adnan dan sejumlah tokoh lainnya,  langsung ke kediaman dinas Wakil Bupati dan kemudian ke DPRD Kerinci.
Pasca itu lah kata Mohd Rahman, muncul pakta integritas Kerinci Hiliir yang awalnya dengan semangat kalau bukan orang kita tidak akan mungkin terwujud pemekaran Kerini Hilir ini.
“Setelah itu kami langsung bergerak untuk membuat pakta integritas Kerinci Hilir,” tukasnya.
Lantas Bagaimana dengan penandatanganan berkas pemekaran oleh Bupati Adirozal. Mohd Rahman menjelaskan, pada saat itu memang ditandatangani di Jambi.
“Waktu sudah mepet sekali, makanya kami ikuti ke Jambi bersama badan musyawarah agar berkas ini bisa diteruskan,  kalau di Kerinci begitu ceritanya,” jelas Rahman. 
Tidak hanya sampai di situ, Rahman menyebut pada saat itu, Zainal Abidin lah yang selaku Wakil Bupati berperan aktif bersama badan musyawarah, tidak hanya meluangkan waktu, tapi juga memberikan bantuan material yang tidak tanggung-tanggung jumlahnya.
“Gaji setiap bulan saja diserahkan seutuhnya untuk proses pemekaran Kerinci Hilir oleh Zainal Abidin. Kalau ada yang lain kemudian menyebutkan ikut membantu materil, nanti kalau disebutkan jumlahnya jadi enggak enak yang sudah nyebutkan membantu materil,” paparnya.   
Rahman juga menegaskan, kalau ada sumber informasi lain yang membantah pernyataan ini, silakan sebutkan identitas secara jelas agar masyarakat tahu siapa yang mengatakan hal tersebut.
“Kalau kami dari Banmus sudah sampaikan, begitu realitanya, yang jelas sekarang ini masyarakat sudah tahu siapa yang benar-benar berjuang untuk percepatan pemekaran Kerinci Hilir, dan siapa pula yang hanya berkoar-koar, di lapangan kami sudah tau bagaimana kejadiannya, kami Banmus yang tau pasti tentang itu,” pungkasnya. (mc24)