Wanita Muda Corona, Tak Terurus Meninggal, Hanya Diberi Nasi Keras dan Air Minum Seadanya
Hal ini dibenarkan Koordinator Penanganan COVID-19 RSUP Haji Adam Malik Medan, dr Ade Rahmaini, Sabtu (4/4/2020).
"Iya, Yang dari Sidempuan itu sampe sudah meninggal. Pasien ini istilahnya Death on Arrival (DOA) yang begitu sampai sudah meninggal," tuturnya kepada Tribun.
Ia juga menjelaskan bahwa pasien meninggal sekitar pukul 10.00 WIB pagi, Sabtu (4/4/2020). "Tadi pagi jam 10 lewat sampai (RSUP Adam Malik) sudah meninggal," jelasnya.
Ade menjelaskan sesuai Standar Operasional Penanganan (SOP) almarhum harusnya dikebumikan di Medan.
"Harusnya di Medan (dimakamkan)," tambahnya.
Terakhir, Ade menjelaskan bahwa pasien tersebut berjenis kelamin perempuan berinisia EK dengan umur 32 tahun.
Pasien yang diketahui dalam keadaan hamil 24 minggu itu sebelumnya sempat dirawat di RSUD Kota Padangsidimpuan.
Berdasarkan informasi yang didapat, PDP Covid-19 yang sebelumnya sempat mengeluh dan melakukan "live" di Facebook ini meninggal di daerah Tebing Tinggi, Sumatera Utara, sebelum sampai di Medan.
Namun, pasien langsung dibawa ke RSUP Adam Malik untuk memastikan kondisinya.
"Suaminya menelepon saya tadi dan mengabarkan istrinya (pasien) meninggal dunia saat dalam perjalanan. Kabarnya di daerah Tebing Tinggi," ungkap kepala lingkungan setempat, K Ritonga, Sabtu (4/4/2020).
Sementara itu, Pemkot dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Padangsidimpuan belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian itu.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di Kantor Pemkot Kota Padangsidimpuan yang juga menjadi posko Gugus Tugas Covid-19, petugas terlihat masih sibuk melakukan koordinasi untuk memastikan pemakaman PDP tersebut.
Sebelumnya, satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 dalam kondisi hamil, yang mengeluhkan tentang pelayanan rumah sakit melalui "live" Facebook saat dirawat di RSUD Kota Padangsidimpuan, akhirnya dirujuk ke RSUP H Adam Malik di Kota Medan, Jumat (3/4/2020) pukul 23.40 WIB.
"Atas permintaan pasien dan keluarga, PDP yang sudah dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Padangsidimpuan, kita rujuk ke RSUP H Adam Malik di Kota Medan," ungkap Wali Kota Padangsidimpuan Irsan Efendi Nasution saat melakukan konferensi pers, Jumat (3/4/2020).
Kata Irsan, keputusan itu demi kenyamanan Kota Padangsidimpuan. Keputusan itu diambil setelah pemkot berkomunikasi dengan semua pihak seperti Kapolres, Dandim, Danyon, dan Gugus Tugas, serta mendapat pertimbangan dari tim medis yang ada di RSUD Kota Padangsidempuan.
"Ini menjadi keputusan bersama agar tidak ada kontroversi pemahaman yang berbeda-beda di masyarakat," kata Irsan.
Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 Pemkot Padangsidimpuan mencatat, hingga Selasa, 2 April pukul 22.30 WIB, jumlah total pelaku perjalanan sebanyak 1.292 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 orang ditetapkan sebagai ODP. Kemudian ada 63 orang yang sudah selesai observasi.
"Dan, dari jumlah tersebut juga ada satu orang yang sebelumnya berstatus pelaku perjalanan nomor urut 459, dan kita tingkatkan statusnya sebagai PDP dari sebelumnya pada 31 Maret 2020 kita tetapkan sebagai ODP," ungkap Wali Kota saat menggelar konferensi pers, Kamis (2/4/2020) malam.
Ibu Hamil PDP Covid-19 di RSUD Padangsidimpuan Keluhkan Pelayanan
Sebelumnya viral video ibu hamil Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di ruang isolasi RSUD Padangsidimpuan mengeluhkan pelayanan medis yang diterimanya.
Dalam kondisi tersengal-sengal, PDP Covid-19 yang masuk ruang isolasi RSUD Padangsidimpuan, Kamis (2/4/2020) malam melontarkan keluhannya via akun Facebook pribadinya.
Dia juga menceritakan tentang kondisinya yang semakin memburuk, di mana napasnya semakin sesak dan minta segera dirujuk ke rumah sakit yang ada di Medan.
"Untuk Bapak Wali Kota Kota Padangsidimpuan tercinta, Bapak Irsan, tolong lah Pak kasih saya kesempatan.
Saya dirujuk ke Medan, di rumah sakit yang lebih layak lagi, daripada Rumah Sakit Umum Kota Padangsidimpuan ini.
Kasihan kandungan saya, fasilitas di sini juga kurang memadai," tulis pasien tersebut di akun Facebook, Jumat (3/4/2020) sekitar pukul 18.00.
Hingga pukul 22.00, postingan ini sudah dibagikan 267 kali.
Berselang beberapa menit kemudian, pasien melakukan siaran langsung atau live di akun Facebook miliknya.
Dalam siaran berdurasi 1 menit 41 detik itu, pasien kembali mengeluhkan pelayanan rumah sakit.
Misalnya, mengenai kondisi makanan dan pelayanan perawat yang harus menunggu lama apabila dibutuhkan.
"Ini ruangan rumah sakit yang tidak layak dipakai. Minta minum saja, 2 jam kemudian baru datang. Sesak," ujar pasien dengan napas yang tersengal-sengal.
"Ini bagaimana mau makan, nasinya keras. Orang yang sehat saja tidak bisa makan ini, apalagi yang sakit seperti saya," kata pasien yang hamil tersebut sambil menunjukkan makanan.
Dalam siaran langsung tersebut, pasien terus mengeluh napasnya sesak dan minta pertolongan.
"Ya allah...Tuhan...sesak...tolong..." ujar pasien tersebut di akhir siaran langsung Facebook.
Hingga pukul 22.00, video ini sudah dikomentari sekitar 1.700, dibagikan 1700 kali dan 39 ribu kali diputar.
Tanggapan rumah sakit
Melansir kompas.com, pihak RSUD Kota Padangsidimpuan Tetty Rumondang mengetahui adanya pasien yang mengeluh dan menyampaikan keluhan melalui live Facebook.
Namun, Tetty membantah segala hal yang dikeluhkan pasien, terutama tentang pelayanan yang diberikan kepada pasien.
"Saya pastikan apa yang disampaikan pasien, 75 persen tidak benar. Itu ruangan yang digunakan pasien adalah ruangan VIP dan yang terbaik untuk kita jadikan isolasi," kata Tetty.
Begitu juga dengan kondisi makanan yang diberikan kepada pasien. Tetty menyebut, kualitas makanan sama dengan yang diberikan kepada semua pasien yang ada.
"Pasien bilang nasinya keras, tapi itu semua yang diberikan kepada pasien dan tidak ada yang komplain. Jadi semua pasien di sini mendapat perlakuan yang sama," ucap Tetty.
Soal kondisi kesehatan, Tetty menyebut pasien masih dalam keadaan stabil. Pasien masih dapat berjalan dan menggunakan telepon seluler.
"Dia memang mengalami sesak napas dan dalam kondisi hamil. Tapi masih bisa berjalan dan menggunakan HP," ujar Tetty.
Hingga Jumat malam, menurut Tetty, pihaknya sudah menangani dua pasien PDP Covid-19 dan dirawat di ruangan isolasi yang ada di RSUD Kota Padangsidimpuan. "Sampai malam ini sudah ada dua orang," ujar Tetty.
Sumber : tribunmedan.com
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Seorang Pasien Covid-19 Tak Terurus hingga Meninggal, Hanya Diberi Nasi Keras dan Air Minum Seadanya