Sambut HUT RI, Warga Baru Semerah Sulap Barang Bekas untuk Menghias Desa

 

Kerinci – Warga Desa Baru Semerah, Kecamatan Tanah Cogok, Kabupaten Kerinci, menyulap barang bekas menjadi umbul-umbul dan hiasan lainnya untuk memperindah desa dengan tema merah putih.

Potongan kertas sisa membuat layangan anak-anak dan kantong kresek dari pasar, dipotong sedemikan rupa menjadi bendera dan umbul-umbul.

Secara swadaya dan semangat gotongroyong, warga berbondong-bondong ke hutan untuk mencari bambu yang digunakan sebagai tiang penyangga.

Tua muda ikut ambil bagian dalam kegiatan ini, termasuk perangkat desa dan ninik mamak. Sesekali ibu-ibu bersorak memanasi warga di RT lain, sehingga berloma-lomba untuk menjadi pemenang.

Aksi ini dilakukan, untuk memeriahkan lomba menghias desa dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI yang ke-75, yang jatuh pada 17 Agustus mendatang.

Ketua BPD Baru Semerah, M Ikhsan, mengatakan secara ekonomi masyarakat Desa Baru Semerah memang serba keterbatasan, namun memiliki semangat dan kekompakan yang tinggi.

“Memang warga tidak punya uang membeli umbul-umbul, karena hanya bekerja sebagai petani dan buruh tani tanpa ada satu orang pun PNS di desa, namun semangat kami tidak kalah dengan desa lain,”katanya.

Camat Sitinjau Laut, Badri Ahmad, mengapresiasi kegiatan masyarakat Desa Baru Semerah. Dia mengatakan apa yang dilakukan oleh warga Desa Baru Semerah patut dicontoh oleh desa lainnya.

“Indah itu tidak selalu mahal. Buktinya, warga bisa memanfaatkan barang bekas untuk memperindah desa, dan sekaligus menunjukkan semangat nasionalisme,”ucapnya. 

Untuk penilaian sendiri, rencananya akan melibatkan Camat, Ketua PKK Kecamatan, pendamping desa, dan Babinsa serta pihak lainnya. 

“Camat langsung yang kita minta jadi juri, agar hasilnya benar-benar jujur,”ungkap Ketua PKK Baru Semerah, Nia Daniati.

Selain lomba menghias desa, ada lima tarian yang akan ditampilkan, ditambah18  lomba tradisional lainnya. Diantaranya adalah lomba tarik tambang, lomba lari karung, lomba enggrang, menghias teman, lari kelereng, dan kegiatan lainnya.

“Kita sengaja mencari permainan tradisional. Tujuannya, agar permainan tradisional ini tetap eksis di tengah masyarakat,  sehingga anak-anak tidak ketergantungan dengan game di handpone,”tegas Nia.