Polres Sarolangun Selidiki Akar Permasalahan Konflik SAD dengan Perusahaan



 SAROLANGUN - Konflik Orang Rimba atau Suku Anak Dalam dengan PT Primatama Kreasi Mas di Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi kembali meruncing. Polisi berhati-hati menyelidiki kasus ini dengan mengedepankan upaya persuasif.

Hingga Minggu (31/10), tiga security PT PKM masih dirawat usai terkena peluru kecepek saat bentrok pada Jumat (29/10). Sedangkan sekitar 350 jiwa dari tiga kelompok Orang Rimba dilaporkan mengungsi dalam ketakutan ke sejumlah lokasi. 

Bentrok bermula ketika sekelompok perempuan Rimba yang mencari brondol (buah sawit yang jatuh berserakan) diintimidasi satpam PT PKM. Para satpam merampas sawit yang dengan susah payah mereka kumpulkan tersebut.

Informasi yang dihimpun Metro Jambi, karena ketakutan, para perempuan itu berteriak, yang didengar oleh Besayung. Pria Rimba ini mencoba melindungi kaum perempuannya, namun malah dipukuli.



Para perempuan semakin takut dan histeris sehingga datanglah Orang Rimba lain yang kebetulan membawa senjata rakitan atau kecepek. Dalam situasi gaduh, Orang Rimba menembakkan senjata dan mengenai tiga satpam.

Dua satpam dilarikan ke Bangko, satu orang dirawat di Kota Jambi. Pasca insiden itu, terjadi penyerangan balik ke pemukiman Orang Rimba. Sudung atau pondok-pondok Orang Rimba di dalam kebun diobrak-abrik. Sepeda motor mereka dibakar.

Pemukiman Madani yang dibangun khusus untuk Orang Rimba di Desa Lubuk Jering juga diserbu. Di sini, sepeda motor mereka juga dibakar. Total tercatat lima unit sepeda motor yang dibakar di dua lokasi.

Kapolres Sarolangun AKBP Sugeng Wahyudiono mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan sejumlah pihak guna mengetahui akar permasalahan dari konflik SAD dengan perusahaan di Air Hitam.

Sugeng mengatakan penegakan hukum akan dilakukan dengan tetap mengedepankan cara-cara yang persuasif. "Seperti yang disampaikan pak Bupati, kita mengajak kepada Temenggung dan Jenang agar bisa memberikan pemahaman kepada pelakunya untuk menyerahkan diri, agar warga SAD lain yang tidak terlibat dalam masalah itu bisa kembali hidup secara normal bersanding dengan masyarakat lainnya," kata Sugeng, Senin (1/11).



Sugeng menambahkan, sementara pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap belasan orang untuk mendalami akar permasalahan. "Kalau yang kita periksa itu bukan hanya Temenggung, termasuk satpam perusahaan yang mengetahui saat terjadinya pencurian," ujarnya.

Dikatakannya lagi, 14 orang kini telah dimintai keterangan, termasuk korban yang saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

"Iya ada (perusahaan, red) tapi kalau untuk jumlahnya saya tidak hafal satu-satu kalian tanya Reskrim. Tapi yang jelas perusahaan semua kita panggil untuk mengetahui akar masalahnya yang terjadi," pungkasnya.


Sumber Metrojambi.com