Ratusan Guru Besar Bergabung Jam'iyyatul Islamiyah "Masjid Hijau", Ada Apa?? "Tumbuh Bintang Di Siang Hari"

Hari Raya Idul Adha 1440 H Di Masjid Raya Jam'iyyatul Islamiyah Kota Sungai Penuh

Puluhan guru besar dari universitas tersohor seantero Indonesia berbondong-bondong datang ke Kerinci. Walikota Sungai Penuh itu sampai terheran-heran.
———————
Pagi mulai merekah ketika Dr. K.H. Aswin R Yusuf, Prof Imam Prayogo, Prof. Dr. H. M Amin Abdullah, Dr. H. Muharram Marzuki– Kapuslitbang Kementerian Agama Pusat–, serta sederet para guru besar dan akademisi seluruh nusantara itu tiba di bumi sakti alam Kerinci, Jumat 9 Agustus 2019.
Disambut tarian sekapur sirih dan tari rangguk dari sanggar Masjid JmI Muara Air Kumun, para pesohor itu langsung berziarah ke makam Buya KH Abdul Karim Djamak.
Lebaran kurban tahun ini menjadi momentum napak tilas perjuangan pendiri Jam’iyyatul Islamiyah (JmI). Para pesohor itu memulai napak tilas dari tempat kelahiran pendiri JmI di Desa Tanjung Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh.
Dilanjutkan dengan mengunjungi Masjid Muara Air Kumun–masjid yang didirikan almarhum Buya Abdul Karim Djamak.
Puncak hari raya kurban 1440 H dilangsungkan bersama ribuan jamaah JmI di Masjid  Raya Jami’yyatul Islamiyyah.
Ketua Umum  JmI Prof Dr. H. Imam Suprayogo, mengatakan tercatat setidaknya 6.500 jamaah JmI dari seluruh pelosok nusantara dan 65 guru besar turut memperingati hari raya kurban bersama sekaligus napak tilas perjuangan pendiri JmI.

Dr. KH. Aswin Rose Yusuf (Pembina Jam'iyyatul Islamiyah), Prof. Dr. Imam Suprayogo ( Ketua Umum Jam'iyyatul Islamiyah), Prof.Dr. M.Amin Abdullah (Penasehat Majelis Guru Besar Jam'iyyatul Islamiyah).

Mereka datang dengan antusias.
“Dalam suasana gembira dan kehangatan. Ini patut kita syukuri,”kata Prof Dr Imam Suprayogo.
Yang paling membetot perhatian adalah ketika Prof. Dr. H. M Amin Abdullah bicara. Ia mendapat kesempatan special memaparkan alasan bergabung JmI.
Prof. Dr. H. M Amin Abdullah adalah Rektor dua periode UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah dan Filosof Islam terkemuka di Indonesia.
“Baru beberapa bulan kenal JmI, saya langsung jatuh hati. Ikatan ukhwah islamiyah antar sesama Jamah sangat tinggi,”paparnya.
Prof Amin—begitu dia disapa—mengaku baru kali ini bertemu organisasi yang tinggi penghormatannya kepada para jamaah.
“Luar biasa terasa getarannya. Jujur, ini tidak pernah saya temui di organisasi-organisasi lain,”ujarnya.
Banyak orang, termasuk keluarga datang menemuinya. Mereka bertanya ihwal JmI.
“Jawaban saya, kalaulah ada yang lebih pas di hati, kenapa tidak,”katanya sembari melempar senyum bahagia.
Prof. Dr. M. Amin Abdullah pun dipercaya menjadi khotib sholat Idul Adha di Masjid  Raya Jami’yyatul Islamiyah. Ribuan jamaah JmI tumpah ruah disana.
Dr. K.H. Muharram Marzuki– Kapuslitbang Kerukunan antar umat Beragama Kemenag RI–, itu di dapuk menjadi Imam Sholat ied.
Lepas isya, pesohor dan ribuan jamaah JmI menggelar malam  kesenian dan pelepasan jamaah. Sejumlah petinggi daerah hadir, diantaranya Walikota Sungai Penuh, Ketua DPRD Kota dan Jajaran Muspida Kota Sungai Penuh dan kabupaten Kerinci. Turut hadir pula Kejari, Komandan Kodim, Wakapolres, Ketua PN dan sederet pejabat SKPD.
Dihadapan ribuan jamaah JmI, Walikota Sungai Penuh Asafri Jaya Bakri mengaku terheran-heran.
“Banyak guru-guru besar Indonesia bergabung. Diluaran sana, Kerinci menjadi terkenal oleh JmI,”ujarnya.
Pria yang kerap disapa AJB itu mengaku delapan tahun menjabat walikota sangat mendukung dan mengapresiasi JmI.
“Saya tidak percaya stigma negatif yang beredar tentang Masjid Hijau,”tegasnya.
Bergabungnya tokoh-tokoh hebat dan terkemuka, terutama Prof Amin Abdullah, dipercaya AJB akan mengenyahkan stigma miring itu.
Ia haqqul yakin, Prof Amin Abdullah adalah sosok pemikir islam nan kritis. Ia tak mungkin ngawur bergabung ke organisasi tertentu.
Apalagi, AJB mengenal Prof Amin sebagai tokoh yang menginisasi lahirnya UIN di seluruh nusantara.
AJB pun merasakan kehadiran JmI telah membawa dampak positif bagi masyarakat Sungai Penuh dan Kerinci. Kehadiran jamaah JmI dari seantero negeri ikut mengerek ekonomi warga dan menumbuhkan citra positif daerah.
“Kami sering meminta tim Rebana Masjid hijau ini mengisi acara-acara resmi pemerintahan,”selorohnya.
Alven Stony, Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi Publik Dewan Pimpinan Pusat JmI berujar, ditengah minimnya sumber daya alam seperti daerah lain, semestinya JmI menjadi aset bagi Kota Sungai Penuh. Karena dilahirkan di kota ini, JmI akan berkontribusi besar dalam menyelesaikan persoalan umat
Alven menyitir pesan Ketua Umum DPP JmI Prof Dr. H.Imam Suprayogo , JmI satu-satunya organisasi keumatan yang berisi ratusan Guru besar. Ia dihuni oleh beragam kalangan, ada yang dari NU lahir di Jatim, ada yang Muhammadiyah lahir Di Yogya, ada Al Wasliyah dari Sumut, ada Nahdatul Wathon yang lahir dan eksis di NTB.
“Mereka bangga dengan JmI,”ujarnya.
Tapi,
“JmI yang lahir di Kerinci malah dibanggakan oleh orang-orang luar dari berbagai Propinsi. Adapula yang datang dari cabang Luar Negeri seperti Malaysia, Singapore, dan New Zealand,”imbuhnya.
Satu harapannya, kehadiran JmI akan menjadi aset berharga bagi kemajuan daerah paling ujung barat Provinsi Jambi itu.(*)
Sumber : Jambilink.com