AS Terbanyak Kedua Terkena Corona, Trump Ngotot Mau Membuka Kembali Negaranya


Jakarta, - Amerika Serikat sempat menyalip Italia sebagai negara dengan jumlah kematian terbesar akibat Virus Corona. Namun demikian, Presiden Donald Trump masih berkukuh untuk membuka kembali negaranya demi perekonomian.

Dikutip dari AFP, berdasarkan data Universitas Johns Hopkins, per Sabtu (11/4), pandemi virus ini sudah merenggut setidaknya 18.860 nyawa di AS. Angka ini sempat menjadikannya sebagai yang terbanyak di dunia. Paman Sam juga memimpin jumlah positif Covid-19, yakni 503.594 orang.

Italia sempat berada di tempat kedua dengan 18.849 kematian. Namun, data terbaru universitas tersebut menunjukkan bahwa jumlah korban meninggal di Negeri Pizza mencapai 19.468 jiwa. Ini kembali menempatkannya sebagai yang tertinggi di dunia.
Italia sempat berada di tempat kedua dengan 18.849 kematian. Namun, data terbaru universitas tersebut menunjukkan bahwa jumlah korban meninggal di Negeri Pizza mencapai 19.468 jiwa. Ini kembali menempatkannya sebagai yang tertinggi di dunia.
Amerika Serikat juga menjadi negara pertama yang melaporkan lebih dari 2.000 kematian akibat Virus Corona dalam satu hari, tepatnya 2.108 kasus. Hal ini menandai pula lonjakan jumlah kematian global akibat virus ini menembus angka 103.000 kasus.
Angka kematian harian ini tercatat jadi yang tertinggi sejauh ini sejak wabah Corona pertama kali dilaporkan di pusat kota Wuhan, China, Desember 2019.

Negara-negara di Eropa secara akumulatif sejauh ini menjadi yang terbesar dalam hal kasus positif maupun angka kematian akibat Covid-19. Namun, sejumlah negara menunjukkan tanda-tanda kurva Corona yang mulai rata.

Spanyol, misalnya, dengan 510 kasus kematian baru. Ini menunjukkan penurunan dalam tiga hari berturut-turut. Prancis melaporkan hampir 1.000 kematian baru pada Jumat (10/4), tetapi menyebut ada penurunan jumlah pasien perawatan intensif.

Senada, Italia menyebut ada penurunan jumlah kematian setiap harinya. Meski begitu, pemerintahnya menolak pencabutan lockdown dan malah memperpanjangnya hingga 3 Mei.

Sementara, Inggris, pada Sabtu (11/4), mencatat jumlah korban meninggal harian tertinggi kedua, yakni 917 jiwa. Secara keseluruhan, jumlah korbannya nyaris mencapai 10 ribu jiwa.



Gugus Tugas

Dengan rekor baru di negaranya itu, Presiden Donald Trump tetap berkukuh hendak membuka kembali wilayahnya sesegera mungkin. Ia mengatakan kasus infeksi Corona AS "sudah dekat puncaknya" dan kebijakan jarak sosial berjalan dengan baik.

"Saya harus membuat keputusan dan saya hanya berharap kepada Tuhan bahwa ini adalah keputusan yang tepat. Tetapi tanpa ragu saya akan mengatakan ini adalah keputusan terbesar yang pernah saya buat," kata Trump dalam konferensi pers.

Dia mengakui risiko kematian yang lebih tinggi jika kegiatan perekonomian dibuka kembali terlalu cepat.

"Tapi tahukah Anda? Tetap di rumah juga menyebabkan kematian," kilahnya, merujuk pada krisis ekonomi yang dialami jutaan orang Amerika akibat Corona.

Untuk mendukung keputusannya ini, Trump mengatakan akan mengumumkan anggota gugus tugas baru pada pekan depan. Kelompok ini, katanya, terdiri dari "dokter dan pebisnis yang sangat hebat," serta "mungkin gubernur negara bagian".

"Saya menyebutnya gugus tugas pembukaan negara kami atau dewan pembukaan negara kami," ujar Trump.

Sementara itu, Gubernur New York, AS, Andrew Cuomo mengatakan jutaan orang di wilayahnya, yang merupakan negara bagian yang paling terdampak Corona di AS, harus dites lebih dulu sebelum dapat dibuka kembali.


Sumber : Cnnindonesia.com