Fasha Berpeluang Diusung PAN, Bisa Berduet dengan Ratu atau Adirozal


JAMBI - Perebutan dukungan Partai Amanat Nasional (PAN) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jambi sepertinya akan sengit. Selain Cek Endra (CE) yang menggoda PAN dengan mengambil Ratu Munawaroh sebagai calon wakil, Walikota Jambi Sy Fasha diam-diam juga kepincut dengan kader PAN tersebut.

Fasha bahkan berpeluang besar mengamankan perahu partai berlambang matahari terbit itu. Bukan tanpa alasan, selain memang ikut proses penjaringan untuk mendapatkan dukungan, Fasha juga punya hubungan baik dengan orang-orang partai besutan Zulkifli Hasan (Zulhas) ini. Bahkan dia dikelilingi oleh orang-orang PAN. Ketua tim pemenangannya yakni H Rahman, juga merupakan politisi PAN.

Ketua DPW PAN Provinsi Jambi, H Bakri, juga punya hubungan emosional dengan Walikota dua periode ini. Bahkan saat pengisian posisi wakil gubernur Fachrori Umar beberapa waktu lalu, PAN dibawah pimpinan Bakri mengusulkan nama H Rahman sebagai calon, yang notabene adalah orang dekat Fasha.

Nama Ratu Munawaroh sendiri sempat mencuat sebagai bakal calon pendamping Fachrori hingga sisa masa jabatannya. Fachrori sendiri juga terang-terangan mengaku menginginkan istri mendiang mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin itu menjadi wakilnya, tetapi nama Ratu tidak masuk dalam dua nama yang diusulkan hingga akhirnya tak terisi.

Selain H Rahman, ada nama Nasroel Yasir, yang disebut Bakri merupakan salah satu inisiator partai PAN di Jambi bersama alm Zulkifli Nurdin. Bahkan saat pengembalian berkas Fasha, Nasroel Yasir diberi waktu untuk berbicara sepatah dua patah kata di atas podium PAN dan dia mengaku sebagai pemilik Kartu Tanda Anggota (KTA) 002.

Tak hanya itu, saat pengembalian formulir Fasha juga dikawal Barisan Muda (BM) yang merupakan sayap partai PAN. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah PAN sudah menyiapkan untuk calon yang didukung untuk berpasangan dengan kader PAN.

Sementara CE dan Ratu, yang ramai disebut berpasangan sepertinya belum clear dengan PAN meski keduanya sudah sering menjalani komunikasi politik. Namun faktanya, jika benar PAN merestui dan mendukung pasangan CE-Ratu, tentu PAN tidak akan membuka penjaringan, karena sudah ada pasangan CE-Ratu.

Artinya, Fasha masih berpeluang besar mendapatkan dukungan PAN dan menggandeng kader PAN. Bisa jadi dengan Fasha-Ratu, Fasha-Adirozal, atau kader PAN lainnya dengan meninggalkan Walikota Sungai Penuh, Asafri Jaya Bakri (AJB) yang sebelumnya dipasang-berpasangan.

Ditambah lagi, Fasha sendiri dengan tegas menyatakan, jika dirinya siap dipasangkan dengan kader PAN di Pilgub 9 Desember 2020 mendatang. Bagi mantan Ketua Harian Partai Golkar ini, siapa pun calon wakilnya nanti adalah yang bisa membawa atau menambah partai pendukung.

"Siapa pun yang membawa partai pengusung, maka dia akan menjadi pendamping," ujarnya Fasha di DPW PAN, Sabtu (20/06) sore.

Fasha sendiri berharap, PAN mendukung dirinya di Pilgub nanti. Bahkan dia siap jika kader PAN menjadi wakilnya. "Saya siap, kalau PAN mau mengusung," tegasnya.

Sementara soal arah dukungan di Pilgub, Bakri berulang kali menegaskan, bawa bakal calon punya peluang yang sama untuk diusung dan didukung, tak terkecuali Sy Fasha.

PAN kata Ketua DPW PAN Provinsi itu, akan menjalankan proses dan mekanisme yang ada untuk menentukan arah dukungan. "Jadi semuanya berproses, jadi kalau ada yang mengklaim di luar sana (sudah mendapat dukungan,red) itu sah-sah saja. Untuk menentukan dukungan itu ada prosesnya. Proses itu harus dilalui, semua punya peluang yang sama," katanya.

Bagaimana soal hadirnya BM PAN saat Fasha menyerahkan berkas pendaftar di kantor DPW PAN, Bakri mengatakan, itu dilakukan karena penyerahan di hari terakhir ditambah lagi yang datang adalah Walikota Jambi. "Karena yang datang Walikota Jambi, pastinya sangat istimewa," tandasnya tertawa.

Terpisah, Ratu sendiri belum memastikan diri berpasangan dengan Cek Endra. Meskipun sebaliknya, Cek Endra terang-terangan menyebut Ratu Munawarah, istri mendiang mantan gubernur Jambi, Zulkifli Nurdin adalah calon pendamping di Pilgub Jambi pada 9 Desember 2020 nanti.

Keduanya memang sudah intens menjalin komunikasi. Namun ternyata keduanya belum ada kesepakatan, baru sebatas komunikasi politik saja. Hal ini diungkapkan Ratu saat ngobrol santai dengan awak media di Cafe Hello Sapa, Pada Minggu (21/6/2020) sore.

"Belum ada kesepakatan, jadi memang belum bisa memberikan statemen ya. Saya tentunya menyerahkan ke partai, DPP-DPW," ujarnya.

Bagaimana jika dirinya dipasangkan dengan calon lain, Ratu juga mengatakan bahwa dirinya menyerahkan ke partai. "Saya menyerahkan ke partai, tentu nanti partai akan menanyakan kepada kami," katanya.

Ditanya apakah sudah ada kode dari DPP, Ratu mengatakan, bahwa dirinya sudah intens menjalani komunikasi dengan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, Hatta Rasaja dan lainnya. "Komunikasi sudah, melalui telepon atau langsung," tutupnya.

Sementara itu, Pengamat Politik Jambi, Dori Efendi menilai bahwa peluang Fasha mendapat PAN cukup jauh. Karena kata dia, kalau misal PAN serius memperjuangkan H Rahman sebagai wakil Fachrori, maka ia sudah menjadi wakil gubernur.

"Kalau PAN ngotot mendudukan H Rahman menjadi wakil gubernur pasti sudah duduk, tapi PAN tidak menunjukkan sikap itu," katanya.

Persoalan kenapa PAN membuka penjarigan, dosen Ilmu Politik Unja ini mengatakan, itu karena Bakri tidak masuk pencalonan. Selain itu, PAN membuka penjaringan otomatis nilai tawar PAN akan naik, dan elektabiltas juga akan naik. "Jadi PAN opsi positif, jadi elektabilitas PAN bisa naik," katanya lagi.

Sekarang saja kara Dori, dengan munculnya nama Ratu Munawaroh sudah mengubah peta politik. Karena Ratu itu menurut dia adalah vote getter. "Kalau PAN tidak mengusulkan kadernya, itu bukan PAN namanya. Kalau untuk Fasha sangat jauh, bahkan tidak ada baunnya," ujar Dori.

Dori mengatakan, Fasha bisa maju dengan perahu Gerindra. Itu pun dia berada di posisi nomor dua, posisi nomor satu Irjen Pol Syafril Nursan. "Gerinda memang tidak punya kader yang maju, tapi kalau seandainya Probowo mengambil Syafril Nursal menjadi nomor satu, dan Fasha nomor dua peluang menang cukup besar, bahkan bisa mengalahkan Ratu," tandasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bahren Nurdin, untuk menentukan siapa calon yang akan diusung itu adalah bagian dari mekanisme partai. Namun kata dosen UIN Sultan Thaha Jambi ini, semua calon yang mendaftar punya peluang yang sama, tergantung loby, kualitas dan isi tas. "Karena tanpa tanpa modal juga tidak bisa menang," kata dia.

Bahren mengatakan, PAN membuka penjarigan selain ingin membentuk dinamika politik, PAN memiliki 7 kursi, beberapa calon melihat PAN kesempatan itu dan memang belum punya calon yang kuat.

"Ratu juga baru dimunculkan terakhir-terakhir ini. Apakah suara Ratu sudah ada, kita tidak tau juga," katanya.

Namun di satu sisi menurut Bahren, boleh jadi PAN membuka penjaringan karena tidak percaya diri, mungkin mereka melakukan survei dan hasilnya tidak menguntungkan bagi mereka, lalu kemudian mereka membuat dinamika agar supaya PAN ini dibicarakan banyak orang.

"Dinamika itulah yang dimunculkan oleh PAN, bahwa PAN terbuka untuk siapa saja, dan mereka punya bergening yang kuat, bisa menaikan pamor partai, dan itu yang ingin dimunculkan PAN. Tujuan itu sebenarnya sudah berhasil selepas nanti siapa yang akan diusung dan didukung, itu tergantung dengan mekanisme partai," katanya.

"Tapi yang jelas mereka akan memilih pasangan yang potensial menang yang kuat. Semua punya peluang yang sama tergantung mekanisme loby, kualitas dan isi tas, itu lah yang menentukan tanpa modal tidak bisa menang. Persoalan kader atau tidak, itu mekanisme yang menentukan," tutupnya.

Sumber : Metrojambi.com