Wabup Tanjab Barat Stop Proyek Jembatan

 


KUALATUNGKAL – Wakil Bupati Tanjungjabung Barat Hairan mendadak meminta penghentian pekerjaan proyek oprit jembatan Parit Gompong di Jalan Sri Soedewi, Kualatungkal.  Diduga salah perencanaan, jembatan ini menutup akses warga sekitar.
Permintaan penghentian pekerjaan itu disampaikan langsung oleh Hairan saat meninjau jembatan tersebut, Senin (27/9). Dia mengatakan, akibat pembangunan jembatan yang didanai APBN 2021 itu, banyak dampak negatif yang ditimbulkan.

“Salah satunya, akses jalan  dari perumahan warga ke jalan utama putus total,” ujarnya. Hairan mengaku mengetahui masalah ini setelah mendapat laporan langsung dari masyarakat.
Proyek jembatan Parit Gompong dibangun oleh PT Jambi Energi Cemerlang dengan nilai kontrak Rp 18 miliar. Konsultan pengawasnya adalah PT Progresia Aditya Pratama dan PT Berlian Jaya Mandiri Konsultan.

Diketahui, tingginya jembatan membuat oprit atau segmen penghubung dari jalan ke jembatan ikut tinggi. Oprit dibuat sepanjang 100 meter dengan tinggi sekitar 50 meter. Ini membuat akses ke pemukiman di sekitarnya terhalang.

Ada warga yang kalau keluar rumah langsung terhadang oprit. “Makanya kita stop dulu ini (oprit), fisik utama (jembatan) silahkan lajut,” ungkapnya.

Tak hanya ke pemukiman, bahkan akses ke masjid dan puskesmas juga terhalang. Dampak ekonominya juga banyak karena warga yang berjualan di tepi jalan terpaksa menghentikan aktivitas.

Rumah warga di sekitarnya juga menjadi miring sejak proyek itu dikerjakan. Ada pula rumah yang dapurnya hanyut akibat kontruksi jembatan itu.

Wabup berjanji akan mencari solusi atas masalah itu. Dia akan memanggil pihak-pihak terkait. “Kita akan panggil pihak balai yang menangani jembatan, Dinas PU, konsultan dan kontraktornya,” jelasnya.

Darmin Pasaribu, warga sekitar proyek itu, mengatakan bahwa sedikitnya ada tujuh rumah yang mengalami kerusakan akibat proyek jembatan tersebut. Banyak tiang rumah yang patah dan bergeser, sehingga dapur dan rumah mereka nyaris roboh.

Karena akses ke luar rumah tertutup oprit, warga harus membuat jalur tersendiri. “Jalan kami tertutup akibat ini,” ujarnya.

Pantauan Metro Jambi, jembatan dan oprit di jalan jalur dua itu baru dibangun satu arah, yakni dari arah Jambi-Kualatungkal.  Jika pembangunan oprit dilanjutkan, masjid di kawasan itu terancam tertutup. Bila jembatan di jalur sebelahnya juga dibangun, Puskesmas Tungkal 2 ikut tertutup.

Sumber : Metrojambi.com