Gunung Kerinci Erupsi Status Masih Level II Waspada

 


KERINCI - Hingga Jumat (28/10/2022) pagi, Gunung Kerinci masih mengalami erupsi dengan mengeluarkan asap tebal berwarna kelabu hitam.

Petugas pemantau Gunung Kerinci, Irfan mengatakan, Gunung Kerinci masih erupsi dengan mengeluarkan asap berwarna kelabu-hitam dengan tekanan sedang, tinggi asap 150 meter di atas puncak, condong ke arah timur.

"Untuk status masih level II waspada," kata Irfan.

Sementara itu, Dosen Universitas Gajah Mada (UGM), Dr. Akmaludin, S.T., M.T. mengatakan sudah lebih seminggu, terhitung sejak 19 Oktober 2022 Gunung Kerinci menunjukkan peningkatan aktivitas berupa keluarnya gumpalan asap berawarna coklat-hitam di sekitar kawah.

Status Gunung Kerinci sampai saat ini masih di Level II Waspada, status Waspada ini sudah berlangsung lama, bahkan boleh dibilang status Gunung Api Tertinggi di Sumatera ini selalu Waspada dalam beberapa tahun ini.

"Dilihat dari rekaman seismograf yang terpasang di Gunung Kerinci menunjukkan tidak ada tanda aktivitas kenaikan magma. Getaran seismik hanya merekam getaran akibat hembusan uap yang keluar melalui kawah gunung, hembusan uap panas yang bercampur dengan material vulkanik akibat longsoran di bibir kawah menyebabkan terjadinya gumpalan pekat abu vulkanik," bebernya.

Dosen Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik UGM menyebutkan keluarnya abu volkanik tidaklah berbahaya, dampak terbesar terjadi di area sekitar Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, yaitu radius 3 km sekitar kawah gunung. Semakin jauh dari pusat kawah maka material yang dibawa angin semakin halus.

"Abu volkanik adalah material yang kaya akan unsur hara, jadi positifnya Gunung Kerinci sedang menyebarkan pupuk ke sekitar kaki gunung," jelasnya.

Bagaimana jika terjadi letusan yang lebih besar? Ia mengatakan hal yang harus diperhatikan adalah dimana posisi kita dan apa dampak terbesar dari letusan tersebut dan apa yang harus dilakukan (evakuasi).

"Untuk itu ada baiknya perhatikan Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang sudah dibuat oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi. Perhatikan juga tanda panah, yang merupakan arah/alur evakuasi jika terjadi letusan gunung api," tutupnya.

Sedangkan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) melaporkan adanya aktivitas vulkanik di Gunung Kerinci yang ditandai dengan erupsi berupa kolom abu setinggi lebih kurang 150 - 400 meter di atas puncak gunung api tersebut.

Erupsi itu terjadi hari ini pukul 00.00 WIB. Kolom abu tampak berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur.

Sedangkan pengamatan kegempaan terjadi 102 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 0.5-8 mm, dan lama gempa 10-30 detik. 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-3 mm, dominan 1 mm.

PVMBG mengimbau masyarakat, pengunjung dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Kerinci untuk tidak mendaki kawah yang ada di puncak gunung api itu di dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif.

Selain itu, PVMBG merekomendasikan sebaiknya menghindari jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci, karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.


Sumber : Metrojambi.com